Kencing manis sudah dikenal
sejak kurang lebih 2 ribu tahun yang lalu. Penyakit ini disebabkan oleh
kurangnya produksi insulin sehingga menyebabkan gangguan menahun terutama pada
system metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein tubuh. Hormone insulin
sangat diperlukan dalam proses pengubahan gula menjadi tenaga sintesis lemak.
Jika insulin terlalu sedikit untuk diproduksi hal ini dapat menyebabkan hiperglikemia
(meningkatnya kadar gula di dalam darah atau terdapatnya zat gula di dalam air
seni).
Orang yang mengalami kencing
manis akan merasakan haus yang terus-menerus karena adanya zat-zat keton dan
asam keto-asidodis yang berlebihan. Selain akan mengalami rasa haus penderita
juga akan mengalami penurunan berat badan meskipun selera makan baik, dan
penurunan daya tahan tubuh. Kencing manis merupakan suatu penyakit yang dapat
disebabkan oleh 2 hal, yaitu adanya resistensi pengambilan glukosa dengan
perantara insulin dan kerusakan pada sel beta pulau Langerhans. Kerusakan sel
beta pulau Langerhans merupakan kelainan sekunder yang terjadi setelah
perkembangan penyakit dimana sel beta tidak mampu lagi meningkatkan sekresi
insulin.
Kadar gula di dalam darah yang
meningkat dapat dikurangi dengan penambahan hormone insulin. Pada orang normal
hormone ini telah terproduksi dengan sendirinya, namun pada orang yang
mengalami diabetes hormone insulin yang diproduksi sangat sedikit sehingga
kadar gula di dalam darah tetaplah tinggi. Untuk mengurangi kadar gula tersebut
dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan penyuntikan hormone insulin dan
perangsangan pembentukan hormone insulin.
Penyuntikan hormone insulin
diberikan pada penderita diabetes yang parah dan dengan jangka waktu tertentu.
Hormon insulin buatan ini ditemukan oleh Dr.Frederick Banting dan Prof.Charles
Best. Adapun cara yang kedua adalah dengan perangsangan peningkatan pembentukan
insulin. Untuk merangsangsang pembentukan insulin bisa menggunakan obat kimia dan
obat tradisional. Salah satu tanaman tradisional yang dapat merangsang
pembentukan insulin adalah mahkota dewa.
Mahkota dewa atau Phaleria
macrocarpa merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki berbagai
macam manfaat namun juga beracun. Mahkota dewa merupakan tumbuhan yang dapat
tumbuh dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian
1.200m dpl. Namun ketinggian yang paling optimal adalah 0-1.000m dpl. Tanaman
ini tidak memerlukan tanah khusus. Mahkota dewa merupakan salah satu tanaman
obat yang dipercaya dapat mengobati diabetes mellitus atau kencing manis.
Selain itu, manfaat mahkota dewa adalah untuk anti kanker, antihistamin, memacu
kontraksi uterus, peluruh haid, mengobati kista, asam urat tinggi, kolestrol
tinggi, dan kencing manis.
Mahkota dewa tidak digunakan
dalam keadaan segar karena dapat beracun tanpa pengolahan yang tepat. Namun
saat ini mahkota dewa telah mulai dikembangkan seperti dibuat dalam bentuk teh
dimana konsumen hanya tinggal menyeduhnya. Bagian yang dapat dimanfaatkan dari
mahkota dewa adalah :
a. Batang : manfaat pada batang
belum dilakukan penelitian yang mendalam hanya berdasarkan pengalaman guna, batang
tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai obat kanker tulang.
b. Buah : buah yang memiliki
warna merah marun dan berdiameter sekitar 3-6 cm ini dapat dimanfaatkan setelah
tumbuh sekitar 2 bulan. Buah ini terdiri dari 4 bagian yaitu kulit, daging, cangkang,
dan biji. Pada buah ini juga terdapat racun buah mahkota dewa. Kita bisa
terkena racun ini apabila kita memakan secara langsung dan pengolahannya yang
kurang tepat. Jika kita terkena racun mahkota dewa maka gejala yang timbul
adalah sebagai berikut mulut bengkak, sariawan, mual, muntah, dan pusing.
Sementara pada bagian biji mahkota dewa hanya dimanfaatkan untuk pengobatan
luar seperti penyakit kulit karena, jika sampai tergigit lidah bisa terasa kaku
dan mati rasa, jika sudah parah bisa meriang.
c. Daun : daun tumbuhan mahkota
dewa sering dimanfaatkan sebagai obat disentri dan alergi.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Kautsari dan kawan-kawan di dalam jurnal yang berjudul Tinjauan
Histologis Pembuluh Darah Tikus Putih Diabetes yang Diberi Rebusan Daging Buah
Mahkota Dewa, zat yang terkandung di dalam buah mahkota dewa dan dapat
mempunyai efek hipoglikemik adalah zat flavonoid. Zat ini bekerja sebagai
peningkat pengeluaran insulin yang diproduksi oleh sel beta dengan cara merubah
metabolisme ion Kalsium2+ dan meregenerasi pulau Langerhans dan
sel beta. Hal ini terjadi bisa di dalam pancreas dan diluar pancreas. Di dalam
pancreas bekerja dengan cara meregenerasi sel beta pancreas yang rusak dan
melindunginya, selain itu dengan senyawa aktif alkaloid dan flavonoid
merangsang pelepasan insulin.
Pemberian rebusan buah mahkota
dewa tidak boleh melebihi 170mg/kg karena dapat menyebabkan nekrosis ringan
pada tubulus proksimalis meskipun tidak terlalu mengganggu fungsi ginjal.
Daftar Pustaka
1. Lanywati, Endang. Diabetes
Mellitus Penyakit Kencing Manis
diakses pada
tanggal 30 Oktober 2013
2. Wijaya, Hembing Kusuma. 2008.
Ramuan Lengkap Herbal Taklukan Penyakit. Pustaka Bunda: Jakarta
diakses pada
tanggal 30 Oktober 2013
3. Kardiman, Agus & Agus
Ruhnayat. Budi Daya Tanaman Obat Secara Organik. Agromedia
Pustaka.
diakses pada
tanggal 30 Oktober 2013
4. Mahkota Dewa dan Manfaatnya
diakses pada
tanggal 30 Oktober 2013
5. Diabetes Mellitus Penyakit
Kencing Manis
diakses pada
tanggal 30 Oktober 2013
6. Ardjadi, Fitrityanto dan
Priyosuyatno, Juli-Desember 2010, “Regenerasi Sel Pulau Langerhans
Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Diabetes yang Diberi Rebusan Daging Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarp (scheff.)Boerl.)”. Medical Faculty of Jendral
Soedirman University, Purwokerto. Volume 2, No.2
7. Soekamto, Arif.
Juli 2006, “Pengaruh Ekstrak Butanol Buah Tua Mahkota Dewa (Phaleria
macrocarpa) terhadap Jaringan Ginjal Mencit (Mus musculus)”.
BIODIVERSITAS ISSN: 1412-033X. Volume 7, Nomor 3 Halaman: 278-281 Pusat Penelitian
Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong-Bogor 16911
Diterima: 5 April 2006. Disetujui: 16 Juni 2006.
8. Septina, Kautsari,Priyo
Susatyo,Evy Sulistyoningrum. Mei 2010, “Tinjauan
Histologis Pembuluh Darah Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Diabetes
yang Diberi Rebusan Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpha (Scheff.)
Boerl.)”. Mandala of Health. Volume 4, Nomor 2.