Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat
Indonesia adalah batu ginjal. Penyakit yang disebut juga dengan urolithiasis
atau calculus urinaria ini adalah penyakit dimana terdapat endapan yang mengeras
di dalam ginjal.
Endapan yang mengeras itu tidak saja terdapat di dalam
ginjal, namun bisa juga turun ke saluran di bawahnya seperti ureter atau
saluran kencing, kandung kemih dan saluran kencing terluar atau uretra.
Gejala dari penyakit ini antara lain:
·
Nyeri di
pinggang atau saluran kencing lainnya
·
Pengeluaran
urin yang tidak lancar
·
Pengeluaran
urin yang disertai darah
Sebab terjadinya batu ginjal:
·
Peninggian
konsentrasi senyawa (kalsium, oksalat,
dan asam urat) dalam urin
·
Pengaruh
pH
·
Zat-zat
koloid yang menahan garam pada keadaan lewat jenuh sehingga memperbesar
kemungkinan pembentukan batu
Pengobatan yang sering dan paling ampuh dilakukan adalah
dengan operasi atau menggunakan peralatan canggih untuk menghancurkan batu
ginjal tersebut. Cara ini dinilai beresiko dan memerlukan biaya yang besar.
Akan tetapi, terdapat pula pengobatan alternatif yang
dapat digunakan untuk menghancurkan batu ginjal. Salah satu jenis tumbuhan yang
dapat digunakan sebagai obat alami antara lain Tempuyung (Sonchus arvensis
L) dari familia asteraceae.
Tempuyung (Sonchus arvensis L)
Tempuyung adalah tumbuhan liar yang sering ditemukan di
tempat seperti tepi saluran air, pinggir jalan, dan tebing-tebing. Tumbuhan ini
memiliki dua jenis yang berukuran kecil dan berukuran besar. Daunnya berbentuk
lonjong dengan ujung runcing berwarna hijau muda. Tepi duannya menyirip dan
tidak beraturan. Panjangnya sekitar 6-48 cm dan lebarnya 3-12 cm. Bunga
tempuyung adalah bunga majemuk dengan warna kuning cerah.
Kandungan dari tumbuhan tersebut meliputi kalium,
flavonoid, taraksasterol, inositol, silika, alfa laktucerol, dan beta
laktucerol. Zat yang diduga sebagai penghancur batu ginjal (urolitikum)
merupakan kalium. Zat kalium mengandung garam kalium yang diketahui berkhasiat
sebagai diuretik dari “golongan garam pembentuk asam”.
Penelitian terdahulu yang dilakukan pada tahun 1985
membuktikan bahwa tempuyung mempunyai efek menghambat pembentukan batu kandung
kemih pada hewan percobaan tikus putih. Hasil yang sama juga ditemukan oleh
pakar dari FMIPA-ITB yakni daun tempuyung dapat meningkatkan kelarutan dan
menunda pemebentukan kristal asam urat. Penelitian di tahun 1974 juga menemukan
bahwa batas toksik dari Tempuyung masih dibawah dari batas toksik yang
ditetapkan.
Cara penggunaannya ada dua yaitu:
·
Jika
ingin menggunakan daun segar caranya dengan 5 lembar daun tempuyung segar yang
telah dicuci hingga bersih, kemudian diasapkan sebentar. Daun tersebut dapat
dimakan langsung dengan nasi sebagai lalapan.
·
Jika ingin menggunakan daun yang dikeringkan,
caranya dengan menyediakan 500 mg daun tempuyung kering lalu diseduh dengan air
panas. Minumlah air seduhan tersebut sebagai obat 3 kali sehari sampai batu
ginjal hilang.
Daftar Pustaka
Budiharto, Martuti, Ngatijan, dan Donatus, Imono A. 2001.
Tempuyung sebagai Alternatif Penghancur Ginjal. Media Litbang Kesehatan
Volume XI Nomor 4. Dengan URL:
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/674/1634 diakses pada 5 November 2013
Wakidi. 2003. Prospek Tumbuhan Obat Tradisional untuk
Menghancurkan Batu Ginjal (Urolithikum). USU digital library dengan URL:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/3577 diakses pada 4 November 2013
Soetanto, Hardi dan Kuncoro, Sri. Harcurkan Batu
Ginjal dengan Ramuan Herbal.
Sa’adah, Sumiati. Mengenal Tanaman yang Berkhasiat
Obat. Azka Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar