Rabu, 13 November 2013

Tempuyung, Solusi Alami Atasi Batu Ginjal I Lilis Rezi Retani






Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia adalah batu ginjal. Penyakit yang disebut juga dengan urolithiasis atau calculus urinaria ini adalah penyakit dimana terdapat endapan yang mengeras di dalam ginjal.
Endapan yang mengeras itu tidak saja terdapat di dalam ginjal, namun bisa juga turun ke saluran di bawahnya seperti ureter atau saluran kencing, kandung kemih dan saluran kencing terluar atau uretra.

Gejala dari penyakit ini antara lain:
·     Nyeri di pinggang atau saluran kencing lainnya
·     Pengeluaran urin yang tidak lancar
·     Pengeluaran urin yang disertai darah

Sebab terjadinya batu ginjal:            
·     Peninggian konsentrasi senyawa  (kalsium, oksalat, dan asam urat) dalam urin
·     Pengaruh pH
·     Zat-zat koloid yang menahan garam pada keadaan lewat jenuh sehingga memperbesar kemungkinan pembentukan batu

Pengobatan yang sering dan paling ampuh dilakukan adalah dengan operasi atau menggunakan peralatan canggih untuk menghancurkan batu ginjal tersebut. Cara ini dinilai beresiko dan memerlukan biaya yang besar.
Akan tetapi, terdapat pula pengobatan alternatif yang dapat digunakan untuk menghancurkan batu ginjal. Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat alami antara lain Tempuyung (Sonchus arvensis L) dari familia asteraceae.


Tempuyung (Sonchus arvensis L)


Tempuyung adalah tumbuhan liar yang sering ditemukan di tempat seperti tepi saluran air, pinggir jalan, dan tebing-tebing. Tumbuhan ini memiliki dua jenis yang berukuran kecil dan berukuran besar. Daunnya berbentuk lonjong dengan ujung runcing berwarna hijau muda. Tepi duannya menyirip dan tidak beraturan. Panjangnya sekitar 6-48 cm dan lebarnya 3-12 cm. Bunga tempuyung adalah bunga majemuk dengan warna kuning cerah.

Kandungan dari tumbuhan tersebut meliputi kalium, flavonoid, taraksasterol, inositol, silika, alfa laktucerol, dan beta laktucerol. Zat yang diduga sebagai penghancur batu ginjal (urolitikum) merupakan kalium. Zat kalium mengandung garam kalium yang diketahui berkhasiat sebagai diuretik dari “golongan garam pembentuk asam”.

Penelitian terdahulu yang dilakukan pada tahun 1985 membuktikan bahwa tempuyung mempunyai efek menghambat pembentukan batu kandung kemih pada hewan percobaan tikus putih. Hasil yang sama juga ditemukan oleh pakar dari FMIPA-ITB yakni daun tempuyung dapat meningkatkan kelarutan dan menunda pemebentukan kristal asam urat. Penelitian di tahun 1974 juga menemukan bahwa batas toksik dari Tempuyung masih dibawah dari batas toksik yang ditetapkan.

Cara penggunaannya ada dua yaitu:
·        Jika ingin menggunakan daun segar caranya dengan 5 lembar daun tempuyung segar yang telah dicuci hingga bersih, kemudian diasapkan sebentar. Daun tersebut dapat dimakan langsung dengan nasi sebagai lalapan.
·         Jika ingin menggunakan daun yang dikeringkan, caranya dengan menyediakan 500 mg daun tempuyung kering lalu diseduh dengan air panas. Minumlah air seduhan tersebut sebagai obat 3 kali sehari sampai batu ginjal hilang.


Daftar Pustaka
Budiharto, Martuti, Ngatijan, dan Donatus, Imono A. 2001. Tempuyung sebagai Alternatif Penghancur Ginjal. Media Litbang Kesehatan Volume XI Nomor 4.  Dengan URL:
Wakidi. 2003. Prospek Tumbuhan Obat Tradisional untuk Menghancurkan Batu Ginjal (Urolithikum). USU digital library dengan URL:
Soetanto, Hardi dan Kuncoro, Sri. Harcurkan Batu Ginjal dengan Ramuan Herbal.
Sa’adah, Sumiati. Mengenal Tanaman yang Berkhasiat Obat. Azka Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar