Siapa sih yang tidak mengerti Sirsak?
Sirsak merupakan buah sangat mudah sekali kita jumpai. Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu jenis tanaman dari familia Annonaceae yang mempunyai manfaat besar bagi kehidupan manusia, yaitu sebagai salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional yang memiliki banyak khasiat.
Lalu bagaimana dengan kandungannya???
Menurut Mangan (2009)
menyata-kan kandungan kimia dari sirsak adalah saponin, flavonoid, tanin,
kalsium, fosfor, hidrat arang, vitamin (A, B, dan C), fitosterol, Ca-oksalat
dan alkaloid murisine. Salah satu kandungan kimia sirsak yang berperan penting
untuk obat adalah flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder
dan keberadaannya pada daun tanaman dipengaruhi oleh proses fotosintesis
sehingga daun muda belum terlalu banyak mengandung flavonoid. Flavonoid
merupakan senyawa bahan alam dari golongan fenolik (Markham, 1988 dalam Sjahid
2008). Manfaat flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan
sehingga sangat baik digunakan untuk pencegahan kanker, melindungi struktur
sel, meningkatkan efektivitas vitamin C, antiinflamasi, mencegah keropos tulang
dan antibiotik.
Dalam kebanyakan kasus,
flavonoid dapat berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan menggangu fungsi organisme seperti
bakteri atau virus (Subroto dan Saputro, 2006). Selain flavonoid, kimia sirsak
yang juga dimanfaatkan sebagai obat adalah tanin. Tanin merupakan senyawa
metabolit sekunder yang sering ditemukan pada tanaman. Tanin merupakan
astrigen, polifenol, berasa pahit, dapat mengikat dan mengendapkan protein
serta larut dalam air (terutama air panas). Umumnya tanin digunakan untuk
pengobatan penyakit kulit dan sebagai antibakteri, tetapi tanin juga banyak
diaplikasikan untuk pengobatan diare, hemostatik (menghentikan pendarahan) dan
wasir (Subroto dan Saputro, 2006).
Apa aja sih kegunaannya??
Secara turun temurun,
sirsak telah digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia untuk mengobati
beberapa penyakit. Seperti di daerah Sunda buah sirsak muda digunakan untuk
obat penurun tekanan darah tinggi dan di Aceh buah sirsak digunakan sebagai
obat hepatitis dan daunnya sebagai obat batuk (Mardiana dan Ratnasari, 2011). Selain
itu tanaman ini juga digunakan untuk obat ambeien, mencret pada bayi, bisul,
sakit pinggang, anyang-anyangan dan sakit kandung air seni serta tanaman ini
juga bersifat antibakteri, antiparasit, antipasmodik, antikanker, insektisida,
hipotensif, mengobati sakit perut dan mampu mengeluarkan racun (Mangan, 2009).
Bagaimana daun sirsak dapat mengatasi diare?
Daun
sirsak memiliki manfaat untuk mengatasi diare karena daun sirsak memiliki zat
flavoid dan tannin yang dapat menghambat proses pertumbuhan bakteri E. coli. Bakteri E. coli sendiri
merupakan salah satu bakteri yang menyebabkan diare.
Dari hasil penelitian
yang dilakukan Rina dkk (2011) dapat dilihat bahwa sari daun sirsak memiliki
daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri E. coli. Adanya kemampuan sari
daun sirsak dalam menghambat pertumbuhan E. coli disebabkan karena sari
daun sirsak mengandung flavonoid dan tannin (Mangan, 2009). Umumnya tanin digunakan untuk pengobatan
penyakit kulit dan sebagai antibakteri, tetapi tanin juga banyak diaplikasikan
untuk pengobatan diare, hemostatik (menghentikan pendarahan) dan wasir (Subroto
dan Saputro, 2006). Selain itu, menurut penelitian
Gusti, dkk (2013) terdapat zona hambat pada air perasan daun sirsak terhadap E. coli karena adanya zat-zat aktif yang
terkandung dalan daun sirsak seperti tanin, alkaloid, saponin (Saraswathy
et al, 2010) dan flavonoid (Kurniawati, 2001) yang berfungsi
sebagai antibakteri.
Referensi :
Widiana, R dkk. 2011. Daya Hambat Sari Daun Sirsak (Annona muricat
L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Program Studi Pendidikan
Biologi STKIP PGRI Padang Sumatara Barat.
Permatasari, G dkk. 2013. Daya
Hambat Perasan Daun Sirsak Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Escherechia coli. Indonesia Medicus Veterinus 2(2):
162-169
Tidak ada komentar:
Posting Komentar